BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bumi adalah tempat hidup makhluk
makhluk hidup. Di bumi hidup manusia, hewan, tumbuhan, alga, fungi, dan makhluk
hidup uni seluler. Di bumi terjadi interaksi antara makhluk hidup. Dan proses
interaksi itu mempunyai dampak terhadap lingkungan. Salah satu dampak hasil
proses itu adalah pencemaran.
Di dalam makalah ini akan dibahas
lebih mendalam mengenai salah satu pencemaran itu, yakni pencemaran suara.
Pencemaran suara adalah keadaan
dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan
manusia.
Pencemaran
suara merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh semua aktivitas manusia.
Karena tidak ada satupun aktivitas manusia terutama dibidang industri yang
tidak menimbulkan pencemaran suara. Semakin berkembangnya industri maka semakin
meningkatnya pencemaran suara. Bayangkan seberapa banyak suara yang dihasilkan
oleh mesin apabila seluruh wilayah di bumi ini menjadi kawasan metropolitan.
Dapatkah kita mencari ketenangan?
B.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas,
diperoleh perumusan masalah yaitu:
1.
Apa
itu pencemaran suara?
2.
Bagaimana
pencemaran suara di darat?
3.
Bagaimana
pencemaran suara di laut?
4.
Apa
saja jenis-jenis pencemaran suara?
5.
Apa
penyebab pencemaran suara?
6.
Apa
efek pencemaran suara?
7.
Apa
dampak pencemaran suara?
8.
Bagaiman
mencegah pencemaran suara?
C.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah
mahasiswa lebih mengerti tentang pencemaran suara itu, apa penyebab pencemaran
suara, bagaimana cara menanggulanginya, dan segala hal yang berhubungan dengan
pencemaran suara.
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah ilmu lingkungan.
Selain itu penulis bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap
pencemaran suara ini.
BAB II
ISI
A.
Definisi Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah
gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang menggangu
ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Standar polusi suara tidak dapat ditentukan
oleh suatu tertentu, selama dianggap mengganggu, suara tersebut dapat
dikategorikan ke dalam polusi suara. Pencemaran suara biasanya diukur dalam
suatu desibel.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996
tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah
bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulka ngangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.
Ini adalah contoh kebisingan yang menimbulkan pencemaran suara :
1.
Suara orang berbicara = 40 desibel.
2.
Suara orang silat lidah = 80 desibel.
3.
Suara kereta api = 95 desibel.
4.
Suara mesin motor = 104 desibel.
5.
Suarapetir = 120 desibel.
6.
Suara pesawat tinggal landas = 150 desibel.
Menurut lokasinya :
1.
Dalam ruangan, contoh“ keramaian di dalam kelas ”.
2.
Dalam bangunan dan luar ruangan, contoh“ keramaian di
selasar ruangan kelas”.
3.
Luar bangunan, contoh“ suara kendaraan yang di parkir
dalam kawasan”.
4.
Luar kawasan, contoh“ suara kendaraan yang lewat di depan
bangunan”.
B.
Jenis-jenis Pencemaran Suara
1)
Kebisingan yang terus-menerus dengan
jangkauan frekuensi yang sempit, misalnya, mesin gergaji;
2)
Kebisingan yang terputus-putus, misalnya,
suara arus lalu lintas atau pesawat terbang;
3)
Kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom,
atau suara ledakan;
4)
Kebisingan impulsif berulang, misalnya, suara
mesin tempa.
C.
Lokasi
Pencemaran Suara
1.
Pencemaran suara di laut
Dengan
semakin berkembangnya teknologi kelautan, banyak manfaat yang dapat diambil
dari lautan. Namun disamping itu, teknologi itu juga membawa dampak negatip.
Pencemaran laut merupakan salah satu dampaknya. Telah banyak pembahasan
mengenai masalah pencemaran laut serta ada berbagai macam topik mengenai lingkungan
laut serta pencemaran laut.
Pencemaran
suara di darat telah cukup mempengaruhi manusia serta lingkungan di darat.
Sementara tanpa disadari bahwa di laut pun pencemaran suara ini membawa dampak
yang cukup berarti bagi kehidupan di laut.
Pencemaran
suara di laut atau juga dapat disebut kebisingan laut merupakan salah satu issu
yang cukup menarik dalam beberapa tahun ini. Studi mengenai dampak pencemaran
suara di laut atau bising laut menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup
menarik, diantaranya yaitu dampak bising laut ini terutama terhadap mamalia
laut. Tidak banyak orang mengetahui bahwa ternyata pencemaran suara di laut
juga memberikan dampak yang berarti terhadap mamalia laut serta mahluk hidup
lainnya di laut. Karena diketahui bahwa mamalia laut menggunakan suara sebagai
alat komunikasi serta untuk kewaspadaan dalam mengenali lingkungannya.
Ada
beberapa kejadian menarik mengenai pengaruh kebisingan laut ini terhadap
mamalia laut atau cetacean. Seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada
tahun 2000, dimana ditemukan paus yang terdampar dan diduga penyebabnya akibat
pengaruh suara dari sonar yang digunakan oleh angkatan laut Amerika.
Dalam
tulisan ini akan dibahas tentang kebisingan di laut, sumbernya, penggunaan
suara oleh mamalia laut serta bagaimana dampaknya terhadap mamalia laut dan
lingkungan laut lainnya.Sehingga diharapkan akan dapat memberikan tambahan
wawasan mengenai salah satu bentuk pencemaran yang ada di laut yaitu pencemaran
suara atau kebisingan di laut.
a. Penyebab
1). Sumber Suara di Laut
a). Sumber
alami
Suara di laut yang timbul akibat proses alami
terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini
antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis
misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.
b). Lalu
Lintas Kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut
menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada
pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut
minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz.
Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan
gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis
tembok virtual yang disebut “white noise” yang memiliki kebisingan konstan.
White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas
untuk area yang lebih kecil.
Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya
sejenis Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan
pencemaran suara di laut.
c). Eksplorasi
dan Ekspoitasi Gas dan Minyak
Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak
banyak menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran
minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik saat ini menggunakan airguns
sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang memproduksi
sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air.
Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255
desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan
pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya
penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia
secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap
mamalia laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang
menggunakan frekuensi suara yang rendah.
Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan
pengeboran minyak dimana dalam operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan
suara serta menimbulkan kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.
d). Penelitian
Oseanografi dan Perikanan
Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic
Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk
memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian
mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut
terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun
selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker
yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai
dengan 11000 mil jauhnya.
Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya
yang tidak disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan perikanan para
nelayan yang menggunakan peledak atau pukat harimau yang tidak hanya
menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut
itu sendiri.
e). Kegiatan
Militer
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang
menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu
contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US.Army yang menggunakan sonar
aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika (NAVY)
pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars
(LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat
beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan.
Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk
jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses komunikasi
satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa penelitian, maka pengunaan LFA
tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa penyelam NAVY
yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem tersebut
terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh
serta gangguan di daerah perut dan dada.
Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang
dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and
Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999) mereka
menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah
menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia.
Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam
merespons sonar ini.
Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di
Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke).
Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika yang menggunakan sonar.
2). Kebisingan Laut
Sebagai Gangguan Bagi Mamalia Laut
Keterbatasan ilmu pengetahuan mengenai perkiraan
resiko terhadap mamalia laut berdasarkan banyak asumsi. Contohnya mamalia laut
dengan pendengaran berdasarkan range tertentu akan sangat dipengaruhi oleh
suara. Mamalia laut yang tidak berkelompok memiliki resiko lebih mudah diserang
misalnya pasangan ibu dan anak. Selain itu paus jenis beaked dan sperm dapat
mudah diserang dalam perjalanan ke zona dimana kebisingan terkonsentrasi.
Dapat diasumsikan bahwa tidak ada konsekuensi
biologi dari akibat suara yang keras ketika tidak ada respon kelakuan
ditemukan. Bagaimanapun dalam penelitian ini perlu diperhatikan perubahan
kelakuan mamalia laut sebagai informasi dari pengaruh kebisingan laut tersebut.
Hasil dari data yang telah dikumpulkan di mana
kebisingan suara di laut telah menimbulkan efek jangka pendek termasuk dalam
memangsa makanan, bersosialisasi, dan vokalisasi serta perubahan perilaku dalam
cara menyelam. Akibatnya suara dapat menyebabkan mamalia laut berpindah dari
habitatnya sendiri. Jika ini hanya berdampak dalam jangka pendek, maka tidak
akan terlalu berpengaruh secara signifikan. Namun jika pengaruh dari gangguan
ini terus menerus berulang maka dalam jangka panjang akan dapat menimbulkan
stress, melemahkan dan pada akhirnya terhadap kelahiran.
Penjauhan dari sumber suara harus dikenal sebagai
akibat, karena hewan ini mengubah perilaku alaminya. Bagi mamalia laut yang
tidak berkelompok sumber suara dapat menjadi sangat berbahaya bagi mereka.
Aktivitas lalu lintas kapal disinyalir dapat memisahkan populasi mereka.
Hasil observasi ternyata menunjukan sumber suara
selain mengakibatkan mamalia menjauh dari sumbernya serta perubahan perilaku
ternyata juga berpengaruh terhadap beberapa ikan dan invertabrata. Spesies lain
di laut menunjukan reaksi terhadap suara yang masuk ke laut (airgun) dalam
level yang sama seperti terhadap mamalia laut yaitu beberapa jenis kura-kura.
b.
Dampak Sonar Pada
Ikan Paus
Tiap tahun, ratusan hewan laut, kebanyakan dari
mereka ikan paus dan lumba-lumba, terdampar atau mendamparkan diri ke pantai
dan mati. Kata sebagian pakar lingkungan, itu disebabkan oleh penggunaan
gelombang sonar oleh angkatan laut Amerika. Sonar adalah gelombang suara
berfrekuensi tinggi yang dipancarkan di dalam laut untuk mencari kapal selam
atau benda-benda lain yang tidak kelihatan.
Gelombang sonar itu, kata para pakar, mengakibatkan
kerusakan pada otak dan sistem pendengaran ikan paus dan ikan lumba-lumba dan
memaksa mereka untuk keluar dari dalam air. Tapi angkatan laut Amerika
membantah sebagian besar tuduhan yang diarahkan padanya. Pada bulan Januari
yang lalu, 37 ikan paus dari tiga jenis yang berbeda mendamparkan diri ke
pantai di north Carolina, termasuk enam ekor yang sedang hamil. Beberapa minggu
kemudian, enam-puluh ekor lumba-lumba juga mendamparkan diri di pantai Florida.
Angkatan laut Amerika mengakui bahwa dalam kedua
peristiwa itu, mereka sedang mengadakan latihan dengan menggunakan sonar di
laut yang dalam tidak jauh dari kedua tempat kejadian.
Gelombang sonar seperti itu bisa mengubah kebiasaan
makan, dan bahkan mengganggu suara-suara yang dikeluarkan oleh ikan paus untuk
saling berhubungan antara mereka. Suara sonar itu juga telah mengakibatkan
beberapa jenis ikan paus dan lumba-lumba mendamparkan diri ke pantai. Gelombang
sonar yang kuat bisa mengakibatkan kerusakan pada alat pendengaran dan otak
jenis-jenis ikan paus tertentu.
Kata para pakar lainnya, pada beberapa peristiwa
tampak adanya hubungan yang jelas antara penggunaan gelombang sonar dan
ikan-ikan paus yang terdampar atau mendamparkan diri ke pantai. Teri Rowles adalah
koordinator tentang kesehatan makhluk laut pada lembaga national oceanic and
atmospheric administration. Katanya dia bisa membuktikan adanya hubungan
langsung antara terdamparnya ikan paus dalam jumlah besar di pantai kepulauan
Bahama tahun 2000 lalu.Ketika dilakukan otopsi, para pakar menemukan adanya
pendarahan pada otak dan sekitar telinga. Juga ada pendarahan dalam paru-paru
dan ginjal, dan semua itu tidak disebabkan karena adanya benturan fisik dari
luar.
Angkatan laut Amerika mengakui bertanggung-jawab
dalam peristiwa itu, tapi menambahkan bahwa masih banyak pertanyaan yang tidak
terjawab tentang dampak sonar pada ikan paus dan lumba-lumba. Kapal-kapal
besar, dan anjungan minyak dan gas alam laut lepas pantai juga merupakan sumber
polusi suara di laut, tapi para pakar cenderung untuk melihat adanya hubungan
antara penggunaan sonar oleh angkatan laut dengan matinya hewan-hewan laut yang
besar itu.Kendati kasus-kasus terdamparnya ikan paus telah terjadi sejak tahun
1,800, ketika belum ada sonar, para pakar ilmiah dan kelompok lingkungan di
seluruh dunia sangat prihatin atas penggunaan sonar ini. Parlemen Eropa telah
mendesak negara anggotanya untuk menghentikan penggunaan sonar berkekuatan
tinggi, sampai bisa diketahui dengan pasti apa dampaknya atas kehidupan di laut.
2.
Pencenaran Suara di Daratan
Pencemaran
suara di daratan terjadi karena sebagian besar ulah manusia dan berdampak
langsung terhadap manusia itu sendiri.
a.
Penyebab
Pencemaran Suara
Pencemaran
suara dapat disebabkan oleh:
1)
Aktivitas industri
Misalnya
adalah bunyi mesin-mesin pabrik yang sangat besar dan itu sangat mengganggu
ketenangan. Meskipun sudah ada upaya untuk tidak membangun pabrik di lokasi
tempat tinggal penduduk, namun pada kenyataannya masih banyak pabrik yang
terletak di sekitar tempat tinggal penduduk.
2)
Transportasi
Transportasi
juga termasuk sumber pencemaran suara. Berapa
banyak mobil dan sepeda motor yang berada di jalanan setiap harinya. Di tambah
lagi dengan suara kereta api serta suara pesawat terbang.
3)
Aktivitas manusia sehari-hari
Aktivitas manusia sehari-hari seperti
aktivitas di pasar, di kantor atau di rumah sekalipun juga menjadi sumber
pencemaran suara. Seperti kebiasaan manusia yang suka karaokean di rumah, itu
akan mengganggu ketenangan orang lain dan mengganggu istirahat orang lain jika
dilakukan saat jam istrirahat.
4)
Perang
Perang
merupakan sumber pencemaran suara. Karena saat perang terdengar suara senjata
yang sangat tidak mengganggu ketenangan serta suara teriakan-teriakan yang
membuat keadaan menjadi tidak nyaman.
5)
Alam
Alam
juga ikut menjadi sumber pencemaran suara. Yaitu
suara gunung merapi ketika meletus dan suara petir yang memekakkan telinga.
b.
Dampak
Pencemaran Suara
Pencemaran suara yang bersifat terus – menerus dengan tinggkat kebisingan yang relative tinggi atau di atas 80 desibel dapat mengakibatkan yang merugikan pada kesehatan manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis. Secara langsung, polusi suara seperti u ini dapat menyebabkan ketulian secara fisik dan tekanan psikiologis. Lebih jauh, tekanan psikisakan menyebabkan penyakit – penyakit lainnya muncul pada manusia, yaitu :
1). Dapat menyebabkan“ stres ”.
2). Dapat menyebabkan“ gila ”.
3). Dapat menyebabkan“ perubahan pada denyut nadi
”.
4). Dapat menyebabkan“ tekanan darah berubah ”.
5). Dapat menyebab kan“ gangguan fungsi pada jantung
”.
6). Dapat
menyebabkan“ kontraksi pada perut ”.
D.
Pencegahan Pencemaran Suara
1.
Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan
dari sumber kebisingan.
2.
Gunakan material yang padat, tebal, dan masif
untuk menyerap suara.
3.
Buat ruangan dengan pembatas ganda.
4.
Kurangi penempatan bukaan pada daeah muka
bangunan yang berhadapan dengan jalan yang ramai.
5.
Buat permukaan yang tidak rata untuk
menyebarkan suara.
6.
Buat pagar yang dapat menyerap atau mencegah
noise masuk kedalam bangunan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang
diakibatkan oleh bunyi atau suara yang menggangu ketentraman makhluk hidup di
sekitarnya. Standar polusi suara tidak dapat ditentukan oleh suatu tertentu,
selama dianggap mengganggu, suara tersebut dapat dikategorikan ke dalam polusi
suara.
2.
Jenis-jenis pencemaran suara yaitu kebisingan terus-menerus, kebisingan
terputus-putus, kebisingan implusif, dan kebisingan implusif berulang.
3.
Pencemaran suara terbagi atas pencemaran suara di laut dan pencemaran
suara di darat.
4.
Pencemaran suara merupakan hasil modernisasi bumi oleh manusia.
B.
Saran
Apabila ada mahasiswa lain yang ingin
mengangkat topik ini dalam penulisan makalah, maka penulis menyarankan agar
penulisan makalah ini lebih disempurnakan lagi dengan menambah bahan dan contoh
yang belum lengkap dalam makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar