Sabtu, 16 Juni 2012

Pencemaran Suara


BAB I
PENDAHULUAN

A.                 Latar Belakang
Bumi adalah tempat hidup makhluk makhluk hidup. Di bumi hidup manusia, hewan, tumbuhan, alga, fungi, dan makhluk hidup uni seluler. Di bumi terjadi interaksi antara makhluk hidup. Dan proses interaksi itu mempunyai dampak terhadap lingkungan. Salah satu dampak hasil proses itu adalah pencemaran.


Di dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai salah satu pencemaran itu, yakni pencemaran suara. Pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Pencemaran suara merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh semua aktivitas manusia. Karena tidak ada satupun aktivitas manusia terutama dibidang industri yang tidak menimbulkan pencemaran suara. Semakin berkembangnya industri maka semakin meningkatnya pencemaran suara. Bayangkan seberapa banyak suara yang dihasilkan oleh mesin apabila seluruh wilayah di bumi ini menjadi kawasan metropolitan. Dapatkah kita mencari ketenangan?

B.                  Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, diperoleh perumusan masalah yaitu:
1.                  Apa itu pencemaran suara?
2.                  Bagaimana pencemaran suara di darat?
3.                  Bagaimana pencemaran suara di laut?
4.                  Apa saja jenis-jenis pencemaran suara?
5.                  Apa penyebab pencemaran suara?
6.                  Apa efek pencemaran suara?
7.                  Apa dampak pencemaran suara?
8.                  Bagaiman mencegah pencemaran suara?

C.                  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah mahasiswa lebih mengerti tentang pencemaran suara itu, apa penyebab pencemaran suara, bagaimana cara menanggulanginya, dan segala hal yang berhubungan dengan pencemaran suara.


D.                 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah ilmu lingkungan. Selain itu penulis bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap pencemaran suara ini.




 BAB II
ISI          


A.                      Definisi Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang menggangu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Standar polusi suara tidak dapat ditentukan oleh suatu tertentu, selama dianggap mengganggu, suara tersebut dapat dikategorikan ke dalam polusi suara. Pencemaran suara biasanya diukur dalam suatu desibel.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996  tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulka ngangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

Ini adalah contoh kebisingan yang menimbulkan pencemaran suara :
1.                       Suara orang berbicara = 40 desibel.
2.                       Suara orang silat lidah = 80 desibel.
3.                       Suara kereta api = 95 desibel.
4.                       Suara mesin motor = 104 desibel.
5.                       Suarapetir = 120 desibel.
6.                       Suara pesawat tinggal landas = 150 desibel.

Menurut lokasinya :
1.                       Dalam ruangan, contoh“ keramaian di dalam kelas ”.
2.                       Dalam bangunan dan luar ruangan, contoh“ keramaian di selasar ruangan kelas”.
3.                       Luar bangunan, contoh“ suara kendaraan yang di parkir dalam kawasan”.
4.                       Luar kawasan, contoh“ suara kendaraan yang lewat di depan bangunan”.

B.                      Jenis-jenis Pencemaran Suara
1)             Kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit, misalnya, mesin gergaji;
2)             Kebisingan yang terputus-putus, misalnya, suara arus lalu lintas atau pesawat terbang;
3)             Kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom, atau suara ledakan;
4)             Kebisingan impulsif berulang, misalnya, suara mesin tempa.

C.                      Lokasi Pencemaran Suara
1.             Pencemaran suara di laut
Dengan semakin berkembangnya teknologi kelautan, banyak manfaat yang dapat diambil dari lautan. Namun disamping itu, teknologi itu juga membawa dampak negatip. Pencemaran laut merupakan salah satu dampaknya. Telah banyak pembahasan mengenai masalah pencemaran laut serta ada berbagai macam topik mengenai lingkungan laut serta pencemaran laut.
Pencemaran suara di darat telah cukup mempengaruhi manusia serta lingkungan di darat. Sementara tanpa disadari bahwa di laut pun pencemaran suara ini membawa dampak yang cukup berarti bagi kehidupan di laut.
Pencemaran suara di laut atau juga dapat disebut kebisingan laut merupakan salah satu issu yang cukup menarik dalam beberapa tahun ini. Studi mengenai dampak pencemaran suara di laut atau bising laut menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup menarik, diantaranya yaitu dampak bising laut ini terutama terhadap mamalia laut. Tidak banyak orang mengetahui bahwa ternyata pencemaran suara di laut juga memberikan dampak yang berarti terhadap mamalia laut serta mahluk hidup lainnya di laut. Karena diketahui bahwa mamalia laut menggunakan suara sebagai alat komunikasi serta untuk kewaspadaan dalam mengenali lingkungannya.
Ada beberapa kejadian menarik mengenai pengaruh kebisingan laut ini terhadap mamalia laut atau cetacean. Seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada tahun 2000, dimana ditemukan paus yang terdampar dan diduga penyebabnya akibat pengaruh suara dari sonar yang digunakan oleh angkatan laut Amerika.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang kebisingan di laut, sumbernya, penggunaan suara oleh mamalia laut serta bagaimana dampaknya terhadap mamalia laut dan lingkungan laut lainnya.Sehingga diharapkan akan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai salah satu bentuk pencemaran yang ada di laut yaitu pencemaran suara atau kebisingan di laut.
a.       Penyebab
1).     Sumber Suara di Laut
a).     Sumber alami
Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.

b).     Lalu Lintas Kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut “white noise” yang memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil.
Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.

c).      Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak
Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang rendah.
Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.
d).     Penelitian Oseanografi dan Perikanan
Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya.
Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut itu sendiri.
e).     Kegiatan Militer
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta gangguan di daerah perut dan dada.
Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini.
Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika yang menggunakan sonar.

2).     Kebisingan Laut Sebagai Gangguan Bagi Mamalia Laut
Keterbatasan ilmu pengetahuan mengenai perkiraan resiko terhadap mamalia laut berdasarkan banyak asumsi. Contohnya mamalia laut dengan pendengaran berdasarkan range tertentu akan sangat dipengaruhi oleh suara. Mamalia laut yang tidak berkelompok memiliki resiko lebih mudah diserang misalnya pasangan ibu dan anak. Selain itu paus jenis beaked dan sperm dapat mudah diserang dalam perjalanan ke zona dimana kebisingan terkonsentrasi.
Dapat diasumsikan bahwa tidak ada konsekuensi biologi dari akibat suara yang keras ketika tidak ada respon kelakuan ditemukan. Bagaimanapun dalam penelitian ini perlu diperhatikan perubahan kelakuan mamalia laut sebagai informasi dari pengaruh kebisingan laut tersebut.
Hasil dari data yang telah dikumpulkan di mana kebisingan suara di laut telah menimbulkan efek jangka pendek termasuk dalam memangsa makanan, bersosialisasi, dan vokalisasi serta perubahan perilaku dalam cara menyelam. Akibatnya suara dapat menyebabkan mamalia laut berpindah dari habitatnya sendiri. Jika ini hanya berdampak dalam jangka pendek, maka tidak akan terlalu berpengaruh secara signifikan. Namun jika pengaruh dari gangguan ini terus menerus berulang maka dalam jangka panjang akan dapat menimbulkan stress, melemahkan dan pada akhirnya terhadap kelahiran.
Penjauhan dari sumber suara harus dikenal sebagai akibat, karena hewan ini mengubah perilaku alaminya. Bagi mamalia laut yang tidak berkelompok sumber suara dapat menjadi sangat berbahaya bagi mereka. Aktivitas lalu lintas kapal disinyalir dapat memisahkan populasi mereka.
Hasil observasi ternyata menunjukan sumber suara selain mengakibatkan mamalia menjauh dari sumbernya serta perubahan perilaku ternyata juga berpengaruh terhadap beberapa ikan dan invertabrata. Spesies lain di laut menunjukan reaksi terhadap suara yang masuk ke laut (airgun) dalam level yang sama seperti terhadap mamalia laut yaitu beberapa jenis kura-kura.
b.             Dampak Sonar Pada Ikan Paus
Tiap tahun, ratusan hewan laut, kebanyakan dari mereka ikan paus dan lumba-lumba, terdampar atau mendamparkan diri ke pantai dan mati. Kata sebagian pakar lingkungan, itu disebabkan oleh penggunaan gelombang sonar oleh angkatan laut Amerika. Sonar adalah gelombang suara berfrekuensi tinggi yang dipancarkan di dalam laut untuk mencari kapal selam atau benda-benda lain yang tidak kelihatan.
Gelombang sonar itu, kata para pakar, mengakibatkan kerusakan pada otak dan sistem pendengaran ikan paus dan ikan lumba-lumba dan memaksa mereka untuk keluar dari dalam air. Tapi angkatan laut Amerika membantah sebagian besar tuduhan yang diarahkan padanya. Pada bulan Januari yang lalu, 37 ikan paus dari tiga jenis yang berbeda mendamparkan diri ke pantai di north Carolina, termasuk enam ekor yang sedang hamil. Beberapa minggu kemudian, enam-puluh ekor lumba-lumba juga mendamparkan diri di pantai Florida.
Angkatan laut Amerika mengakui bahwa dalam kedua peristiwa itu, mereka sedang mengadakan latihan dengan menggunakan sonar di laut yang dalam tidak jauh dari kedua tempat kejadian.
Gelombang sonar seperti itu bisa mengubah kebiasaan makan, dan bahkan mengganggu suara-suara yang dikeluarkan oleh ikan paus untuk saling berhubungan antara mereka. Suara sonar itu juga telah mengakibatkan beberapa jenis ikan paus dan lumba-lumba mendamparkan diri ke pantai. Gelombang sonar yang kuat bisa mengakibatkan kerusakan pada alat pendengaran dan otak jenis-jenis ikan paus tertentu.
Kata para pakar lainnya, pada beberapa peristiwa tampak adanya hubungan yang jelas antara penggunaan gelombang sonar dan ikan-ikan paus yang terdampar atau mendamparkan diri ke pantai. Teri Rowles adalah koordinator tentang kesehatan makhluk laut pada lembaga national oceanic and atmospheric administration. Katanya dia bisa membuktikan adanya hubungan langsung antara terdamparnya ikan paus dalam jumlah besar di pantai kepulauan Bahama tahun 2000 lalu.Ketika dilakukan otopsi, para pakar menemukan adanya pendarahan pada otak dan sekitar telinga. Juga ada pendarahan dalam paru-paru dan ginjal, dan semua itu tidak disebabkan karena adanya benturan fisik dari luar.
Angkatan laut Amerika mengakui bertanggung-jawab dalam peristiwa itu, tapi menambahkan bahwa masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab tentang dampak sonar pada ikan paus dan lumba-lumba. Kapal-kapal besar, dan anjungan minyak dan gas alam laut lepas pantai juga merupakan sumber polusi suara di laut, tapi para pakar cenderung untuk melihat adanya hubungan antara penggunaan sonar oleh angkatan laut dengan matinya hewan-hewan laut yang besar itu.Kendati kasus-kasus terdamparnya ikan paus telah terjadi sejak tahun 1,800, ketika belum ada sonar, para pakar ilmiah dan kelompok lingkungan di seluruh dunia sangat prihatin atas penggunaan sonar ini. Parlemen Eropa telah mendesak negara anggotanya untuk menghentikan penggunaan sonar berkekuatan tinggi, sampai bisa diketahui dengan pasti apa dampaknya atas kehidupan di laut.

2.             Pencenaran Suara di Daratan
Pencemaran suara di daratan terjadi karena sebagian besar ulah manusia dan berdampak langsung terhadap manusia itu sendiri.

a.             Penyebab Pencemaran Suara
Pencemaran suara dapat disebabkan oleh:
1)             Aktivitas industri
Misalnya adalah bunyi mesin-mesin pabrik yang sangat besar dan itu sangat mengganggu ketenangan. Meskipun sudah ada upaya untuk tidak membangun pabrik di lokasi tempat tinggal penduduk, namun pada kenyataannya masih banyak pabrik yang terletak di sekitar tempat tinggal penduduk.

2)             Transportasi
Transportasi juga termasuk sumber pencemaran suara.  Berapa banyak mobil dan sepeda motor yang berada di jalanan setiap harinya. Di tambah lagi dengan suara kereta api serta suara pesawat terbang.
3)             Aktivitas manusia sehari-hari
Aktivitas manusia sehari-hari seperti aktivitas di pasar, di kantor atau di rumah sekalipun juga menjadi sumber pencemaran suara. Seperti kebiasaan manusia yang suka karaokean di rumah, itu akan mengganggu ketenangan orang lain dan mengganggu istirahat orang lain jika dilakukan saat jam istrirahat.
4)             Perang
Perang merupakan sumber pencemaran suara. Karena saat perang terdengar suara senjata yang sangat tidak mengganggu ketenangan serta suara teriakan-teriakan yang membuat keadaan menjadi tidak nyaman.
5)             Alam
Alam juga ikut menjadi sumber pencemaran suara.  Yaitu suara gunung merapi ketika meletus dan suara petir yang memekakkan telinga.

b.             Dampak Pencemaran Suara
Pencemaran suara yang bersifat terus – menerus dengan tinggkat kebisingan yang relative tinggi atau di atas 80 desibel dapat mengakibatkan yang merugikan pada kesehatan manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis. Secara langsung, polusi suara seperti u ini dapat menyebabkan ketulian secara fisik dan tekanan psikiologis. Lebih jauh, tekanan psikisakan menyebabkan penyakit – penyakit lainnya muncul pada manusia, yaitu :
1).     Dapat menyebabkan“ stres ”.
2).     Dapat menyebabkan“ gila ”.
3).     Dapat menyebabkan“ perubahan pada denyut nadi ”.
4).     Dapat menyebabkan“ tekanan darah berubah ”.
5).     Dapat menyebab kan“ gangguan fungsi pada jantung ”.
6).     Dapat menyebabkan“ kontraksi pada perut ”.

D.                      Pencegahan Pencemaran Suara
1.                  Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan.
2.                  Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara.
3.                  Buat ruangan dengan pembatas ganda.
4.                  Kurangi penempatan bukaan pada daeah muka bangunan yang berhadapan dengan jalan yang ramai.
5.                  Buat permukaan yang tidak rata untuk menyebarkan suara.
6.                  Buat pagar yang dapat menyerap atau mencegah noise masuk kedalam bangunan.



BAB III
PENUTUP 

A.                      Kesimpulan
1.             Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang menggangu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Standar polusi suara tidak dapat ditentukan oleh suatu tertentu, selama dianggap mengganggu, suara tersebut dapat dikategorikan ke dalam polusi suara.
2.             Jenis-jenis pencemaran suara yaitu kebisingan terus-menerus, kebisingan terputus-putus, kebisingan implusif, dan kebisingan implusif berulang.
3.             Pencemaran suara terbagi atas pencemaran suara di laut dan pencemaran suara di darat.
4.             Pencemaran suara merupakan hasil modernisasi bumi oleh manusia.

B.                      Saran
Apabila ada mahasiswa lain yang ingin mengangkat topik ini dalam penulisan makalah, maka penulis menyarankan agar penulisan makalah ini lebih disempurnakan lagi dengan menambah bahan dan contoh yang belum lengkap dalam makalah ini.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar